MAKALAH KIMIA
LINGKUNGAN
PERISTIWA KECELAKAAN PLTN PULAU THREE MILE
Disusun Oleh:
Ferry Irawan
Kartasasmita H1E109020
Dewi Rosani H1E109012
Faulina Milianie H1E109073
Irwansyah Noor H1E109018
Dosen
Pembimbing:
Nopi Stiyati Prihatini, S.si, MT
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2010
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat
Allah SWT karena atas rahmat dan ridha-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ Peristiwa Kecelakaan PLTN Pulau Three Mile” dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Kimia Lingkungan oleh Ibu Nopi Stiyati
Prihatini.S.si,MT.
Makalah ini disusun dengan harapan dapat
menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang peristiwa yang berhubungan dengan
lingkungan yang terjadi di dalam dunia internasional.
Kami sadar sepenuhnya bahwa dalam pembuatan
makalah ini banyak sekali terdapat kekurangan baik disengaja maupun tidak
disengaja. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga usaha ini dapat bermanfaat
dan mendapatkan ridha dari Allah SWT. Amin
Banjarbaru, 18 Februari 2010
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
....................................................................... 1
1.2. Rumusan
Masalah
................................................................... 2
1.3. Tujuan..................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1. Peristiwa
Kecelakaan PLTN Pulau Three Mile
......................... 3
2.2. Kepemilikan
PLTN Pulau Three Mile........................................ 3
2.3. Pihak
yang Bersangkutan dalam Kecelakaan PLTN Pulau
Three
Mile............................................................................. 5
2.4. Kronologi
Kecelakaan PLTN Pulau Three Mile......................... 5
2.5. Dampak
Kecelakaan PLTN Three Mile Island ........................... 11
BAB 3 PENUTUP
3.1
Kesimpulan ............................................................................... 14
3.2 Saran
........................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA
................................................................................... 15
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah energi merupakan
salah satu isu penting yang sedang hangat dibicarakan di dunia internasional.
Semakin berkurangnya sumber energi, penemuan sumber energi baru, pengembangan
energi-energi alternatif, dan dampak penggunaan energi minyak bumi terhadap
lingkungan hidup menjadi tema-tema yang menarik dan banyak didiskusikan
belakangan ini. Pemanasan global yang diyakini sedang terjadi dan akan memasuki
tahap yang mengkhawatirkan disebut-sebut juga merupakan dampak utama dari
penggunaan energi minyak bumi yang merupakan sumber energi utama saat ini.
Dampak lingkungan dan
semakin berkurangnya sumber energi minyak bumi memaksa kita untuk mencari dan
mengembangkan sumber energi baru. Salah satu alternatif sumber energi baru yang
potensial datang dari energi nuklir. Meski dampak dan bahaya yang ditimbulkan
sangat besar, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa energi nuklir adalah salah
satu alternatif sumber energi yang layak diperhitungkan kedepannya.
Pembangkit listrik tenaga
nuklir adalah stasiun pembangkit listrik thermal dimana panas yang dihasilkan
diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik. Reaktor
nuklir yang pertama kali adalah stasiun pembangkit percobaan EBR-Ipada 2O
Desember 1951 di dekat Arco, Idaho, Amerika Serikat. Pada 27 Juni 1954, PLTN
pertama dunia yang menghasilkan listrik untuk jaringan listrik (power grid)
mulai beroperasi di Obnins, Uni Soviet.
Isu energi nuklir yang
berkembang saat ini memang berkisar tentang penggunaan energi nuklir dalam
bentuk bom nuklir dan bayangan buruk tentang musibah kecelakaan PLTN di Pulau
Three Mile, Amerika Serikat bisa menjadi bahan renungan bagi kita semua. Karena
akibat kecelakaan ini menyebabkan tercemarnya lingkungan oleh zat radioaktif. Komponen
yang paling berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti nuklir adalah radiasi
sinar alpha, beta dan gamma yang sangat membahayakan makhluk hidup di
sekitarnya. Selain itu partikel-partikel neutron yang dihasilkan juga
berbahaya.
Apabila ada makhluk hidup yang terkena radiasi atom nuklir yang berbahaya
biasanya akan terjadi mutasi gen karena terjadi perubahan struktur zat serta
pola reaksi kimia yang merusak sel-sel tubuh makhluk hidup baik tumbuh-tumbuhan
maupun hewan atau binatang.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Peristiwa apa yang terjadi
di Pulau Three Mile?
2.
Bagaimana kronologi peristiwa di Pulau Three Mile?
3.
Pihak mana saja yang bersangkutan dengan peristiwa di Pulau Three Mile?
4.
Siapa pemilik PLTN Pulau Three Mile?
5.
Apa saja dampak dari peristiwa di Pulau Three Mile?
1.3 Tujuan
Makalah ini disusun
bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa khususnya dalam
bidang pencemaran lingkungan yang terjadi di Pulau Three Mile, seperti :
1. Mengetahui kronolgi peristiwa di Pulau
Three Mile.
2.
Mengetahui pihak-pihak yang bersangkutan dengan
peristiwa di Pulau Three Mile.
3.
Mengetahui pemilik PLTN Pulau Three Mile.
4.
Mengetahui dampak dari peristiwa di Pulau Three Mile.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Peristiwa Kecelakaan PLTN Pulau
Three Mile
Pembangkit Listrik Tenaga
Nuklir Pulau Three Mile merupakan PLTN yang terletak di Pulau Three Mile,
sebuah pulau
buatan yang
terletak di Dauphin Country, Pennsylvania, dekat Harrisburg. Pada 28 Maret 1979 pembangkit listrik
tenaga nuklir di Pulau Three Mile (Pensylvania, Amerika Serikat) mengalami
pencairan inti sebagian di Unit 2 (reaktor air bertekanan yang diproduksi oleh Babcock & Wilcox) dan memberikan kenangan buruk bagi warga Amerika Serikat khususnya
dan dunia pada umumnya.
Sejumlah orang memandang
musibah ini sebagai titik balik bagi industri nuklir di Amerika Serikat. Musibah Pulau Three Mile merupakan yang terpenting dalam
sejarah industri pembangkit nuklir Amerika Serikat sebab mengakibatkan
pembebasan lebih dari 481 PBq (13 juta Curie) gas
radioaktif,
namun kurang dari 740 GBq (20 Curie) iodin-131 yang amat berbahaya.
Meskipun pada kecelakaan
ini tidak terdapat korban jiwa, namun mempunyai arti dan dampak yang sangat
penting bagi kehidupan makhluk hidup sekitar. Karena sebelum kecelakaan
tersebut, para ahli nuklir sangat yakin akan keamanan sebuah reaktor nuklir.
Terjadinya kecelakaan ini telah membuka mata masyarakat luas dan para ahli
bahwa kemungkinan terjadinya kecelakaan ternyata lebih besar daripada yang
diperkirakan. http://elektroindonesia.com/elektro/ener14.html
2.2 Kepemilikan PLTN Pulau Three Mile
Seperti halnya dengan
industri lain, kepemilikan PLTN Three Mile sering berubah selama kurun waktu
beberapa tahun. Pada saat terjadi kecelakaan pada Three Mile Island Unit-2
bulan Maret 1979, Three mile dimiliki oleh Perusahaan Utilitas Publik Umum
(GPU). GPU adalah perusahaan holding utilitas listrik yang memiliki tiga
perusahaan yang sedang beroperasi diantaranya: JCP & L dioperasikan
sepenuhnya di New Jersey , sedangkan Penelec
dan Met-Ed dioperasikan di Pennsylvania
pada saat terjadi kecelakaan tersebut. Pada saat terjadi kecelakaan Three Mile
Island Unit 1 dan 2, perusahaan Met-Ed menjadi operator langsung dari kedua
reaktor ini. Sedangkan pada bulan Januari 1982 pengoperasian Three Mile Island
Unit 1 dan 2 diserahkan dari Perusahaan Metropolitan Edison divestasi kepada
Utilitas Publik Umum Nuklir Corporation (GPUN) - sebuah anak perusahaan baru
yang dibuat oleh GPU. GPUN sendiri dibuat dalam rangka mencuci tangan atas
kesalahan yang telah dilakukan oleh Met-Ed akibat kecelakaan yang terjadi pada
reaktor nuklir di Three Mile.
Gambar 1
Three Mile-1 pada saat masih berupa konstruksi
Pada bulan Desember 1999,
General Public Utilitas menjual Three Mile unit 1 kepada AmerGen Energi LLC,
perusahaan ini merupakan hasil kerjasama antara PECO (sekarang Exelon) dengan
British Energi, Edinburgh, Skotlandia. Dan pada Desember 2003, Exelon
Corporation menjadi pemilik penuh AmerGen. Sedangkan pada tanggal 6 November
2001, FirstEnergy of Akron Ohio mengambil alih Utilitas Publik Umum Corp (GPU).
Maka sejak saat itu FirstEnergy of Akron Ohio resmi memiliki JCP & L, Penelec, dan
Met-Ed yang merupakan anak perusahaan utilitas listrik. Dan sejak tahun 2004
Three Mile Unit-2 dinonaktifkan dan pasca-defueling terus dipantau penyimpanan
yang terjadi. FirstEnergy of Akron Ohio resmi memiliki PLTN Three Mile tetapi
dikelola sepenuhnya oleh Exelon, sebagai pemilik dan operator dari Three Mile
unit-1.
2.3 Pihak yang Bersangkutan dalam
Kecelakaan PLTN Pulau Three Mile
Peristiwa yang menimbulkan
krisis di PLTN Pulau Three Mile itu terjadi akibat akumulasi beberapa
kegagalan, yaitu kegagalan peralatan kecil dan akibat kesalahan operator. Musibah
Pulau Three Mile banyak dipandang sebagai kegagalan manajemen krisis. Operator
reaktor tidak dilatih untuk menangani keadaan atau situasi yang berbahaya dan Nuclear Regulatory
Commission
(NRC) tidak mengadakan komunikasi secara efektif dengan prasarananya. Apalagi
begitu bencana terjadi, jalur otoritas terbukti tak ditetapkan dengan baik.
Berbagai pihak menerima laporan yang saling bertentangan yang menyebabkan
kepanikan dan evakuasi tidak perlu. Kelemahan sistem pengaturan inilah yang
menyebabkan berbagai pihak membuat kesalahan. Sekitar separuh dari inti reaktor Three Mile Island-2 mencair, membebaskan banyak gas hidrogen ke sistem pendingin reaktor dan ke bangunan pengurungan. Untunglah, kerusakan serius itu tak
menimbulkan jatuhnya korban jiwa, sebagian besar karena rancangannya yang kuat.
Pembersihan TMI-2 terjadi dalam 11 tahun dan menghabiskan biaya sebanyak US$1 milyar.
http://wapedia.mobi/id/Musibah_Pulau_Three_Mile Operator tidak menyadari bahwa mereka
telah melakukan prosedur yang salah sehingga mengakibatkan reaktor terlalu
panas dan akhirnya meleleh. http://elektroindonesia.com/elektro/ener14.html
Direktur Organisasi Pertahanan Sipil, Les Jackson telah melakukan rencana
evakuasi, tetapi di sekitar tempat kecelakaan terdapat penduduk yang
belum dievakuasi. Situasi pada saat itu sangat kacau karena ditemukan banyaknya
radiasi di gedung reactor yang sangat berbahaya bagi siapa saja. Sedangkan
operator Three Mile Island , Exelon mengatakan
tidak ada kontaminasi yang ditemukan di luar reaktor. Walaupun begitu Petugas
Federal tetap melakukan investigasi intensif. Para
investigator khusus itu mencoba mencari sumber penyebab kontaminasi
radiologikal di dalam fasilitas nuklir. dunia.vivanews.com/.../44359-kecelakaan_reaktor_nuklir
2.4 Kronologi
Kecelakaan PLTN Pulau Three Mile
Dalam kurung waktu beberapa
detik dari dimatikannya reaktor. Terjadi beberapa kesalahan, dioperasikannya
katup buang (PORV) pada sistem pendingin reaktor terbuka telah bekerja sesuai
prosedur. Akan tetapi sekitar 10 detik kemudian seharusnya katup itu sudah
ditutup. Tetapi pada saat terjadinya peristiwa katup tersebut tetap terbuka,
bocornya air pendingin reaktor menjadi penting untuk mengalirkan pendingin
menuju reaktor tangki. Operator beranggapan katup buang menutup karena
instrumen menunjukkan telah dikirimnya sinyal ke katup. Namun, kinerja alat
katup tidak menunjukkan posisi sebenarnya.
Menanggapi hilangnya
pendingin air pada reaktor, injeksi tekanan tinggi secara otomatis mendorong
penggantian pompa air ke dalam sistem reaktor. Air dan uap keluar melalui katup
buang, air pendingin naik ke pressuriser, meningkatkan tingkat air di dalamnya.
(The pressuriser adalah tangki yang merupakan bagian dari sistem pendingin
reaktor utama, menjaga tekanan yang tepat dalam sistem. Katup buang yang terletak
di pressuriser. Dalam PWR seperti TMI-2, air dalam sistem pendingin primer di
sekitar inti terus berada di bawah tekanan yang sangat tinggi agar tidak
mendidih)
Gambar 2
Sketsa reaktor nuklir pada Three Mile 2
Operator mengantisipasi
dengan mengurangi aliran air pengganti. Operator mengatakan kepada mereka bahwa
tingkat air pressuriser adalah satu-satunya indikasi diandalkan jumlah air
pendingin dalam sistem. Karena tingkat pressuriser meningkat, mereka pikir
sistem reaktor terlalu penuh air. Operator lalu memerintahkan mereka untuk
melakukan pengurangan dengan membuka katup untuk menjaga pressuriser dipenuhi
oleh air. Jika air itu dipenuhi, mereka tidak bisa mengendalikan tekanan di
sistem pendingin dan itu bisa pecah.
Uap kemudian dibentuk dalam
sistem pendingin primer reaktor. Memompa campuran uap dan air, hal ini
menyebabkan pompa pendingin reaktor bergetar. Karena getaran yang kuat dapat
merusak pompa dan sehingga nantinya tidak dapat digunakan, maka dari itu
operator mematikan pompa. Ini berakibat memaksa pendinginan reaktor inti
bekerja secara maksimal. (Para operator masih
percaya bahwa sistem itu hampir penuh dengan air karena tingkat pressuriser
tetap tinggi). Namun pada kenyataannya pendingin reaktor air mendidih secara
hebat. Reaktor inti bahan bakar itu terlepas dan menjadi lebih panas. Batang
bahan bakar yang rusak dan bahan radioaktif lalu terlepaskan ke air pendingin.
Pada pukul 06:22 operator
menutup katup blok antara katup buang dan pressuriser Tindakan ini menghentikan
kehilangan air pendingin melalui katup buang. Namun, uap dan gas dipanaskan
memblokir aliran air melalui inti sistem pendingin.
Sepanjang pagi, operator
berusaha untuk memaksa lebih banyak air ke dalam sistem reactor, gelembung uap
mengembun. Mereka percaya untuk menghalangi aliran air pendingin. Selama sore,
operator berusaha untuk mengurangi tekanan dalam sistem reaktor untuk
memungkinkan sistem pendinginan tekanan rendah digunakan dan pasokan air
darurat dialirkan untuk dimasukkan ke dalam sistem.
Alat pendingin dipulihkan
Menjelang sore, tekanan
injeksi air ke sistem pendingin reactor mulai meninggi, hal ini berguna untuk
meningkatkan tekanan dan gelembung uap jatuh. Pada pulul 07:50 tanggal 28
Maret, mereka terpaksa menagktifkan pendinginan reaktor inti, ketika mereka
memulai mengaktifkan kembali satu pompa pendingin reaktor. Reaktor telah
terkondensasi uap sehingga pompa dapat berjalan tanpa getaran kuat.
Gas radioaktif dari sistem
pendingin reaktor dialirkan ketangki makeup di bangunan tambahan. Selama bulan
Maret 29 dan 30 maret, operator menggunakan sistem pipa dan kompresor untuk
memindahkan gas pembusukan limbah menuju gas tank. Kompresor bocor dan
mengakibatkan gas radioaktif terlepas ke lingkungan.
The Hydrogen Bubble
Ketika inti reaktor itu
terlepas pada pagi hari 28 Maret, suhu tinggi reaksi kimia antara air dan
tabung logam zircaloy memegang pelet bahan bakar nuklir telah menciptakan gas
hydrogen. Pada sore hari tanggal 28 Maret, tiba-tiba menjadikan reactor
mengalami peningkatan tekanan yang ditunjukkan oleh instrumen ruang kontrol
bahwa gas hidrogen telah muncul. Gas hidrogen juga berkumpul di bagian atas
bejana reaktor.
Dari tanggal 30 Maret
sampai 1 April operator menghilangkan gas hidrogen ini "gelembung"
dengan secara berkala membuka katup ventilasi pada sistem pendingin reaktor
pressuriser. Untuk sementara waktu, dalam peraturan (NRC) pekerja percaya
gelembung hidrogen dapat meledak, meskipun secara logika ledakan tidak mungkin
terjadi tidak adanya oksigen dalam sistem.
Alat Pendingin Dimatikan
Pada tanggal 27 April didirikan
operator sirkulasi konveksi alam pendingin. Inti reaktor sedang didinginkan
oleh gerakan alami air, bukan oleh pompa mekanik. Dan Alat pendingin dimatikan.
Perhatian dan Kebingungan Publik
Ketika terjadi kecelakaan
di TMI-2, pada hari Jumat dan Sabtu, tanggal 30-31 Maret terjadi beberapa
kejadian yang kompleks. Drama dari kecelakaan TMI-2 menjadi sebuah rasa
takut, stres dan kebingungan pada kurun waktu dua hari tersebut. Di dalam buku "Krisis
Terkandung, Departemen Energi di Three Mile Island ,"
karya Philip L Cantelon dan Robert C. Williams, 1982. Ini berisi tentang peran
Departemen Energi selama kecelakaan di Three Mile.
"Hari Jumat sepertinya
menjadi puncak dari kecelakaan Three Mile karena terjadi dua peristiwa besar
sekaligus. Pertama tiba-tiba terjadi kenaikan tekanan reactor yang ditunjukkan
oleh ruang kontrol instrumen pada Rabu sore (di"bakar hidrogen") yang
menyatakan terjadi sebuah ledakan hidrogen? Nuclear Regulatory Commission
mengambil tindakan untuk sengaja melepaskan gas radioaktif dari pabrik pada
Jumat pagi yang menghasilkan 1.200 millirems (12 mSv) tepat di atas tumpukan
dari bangunan tambahan.
"Apa yang membuat
terjadinya perubahan signifikan ini karena akibat serangkaian kesalahpahaman
yang disebabkan masalah-masalah komunikasi dalam berbagai negara dan
badan-badan federal. Karena bingung percakapan telepon antara orang-orang yang
kurang informasi tentang status pabrik, pejabat menyimpulkan bahwa terjadi
kebocoran zat sebanyak 1.200 millirems (12 mSv). Mereka juga percaya bahwa
ledakan hidrogen akan kembali terjadi, maka dari itu Komisi Pengatur Nuklir
memerintahkan untuk melakukan evakuasi dan bisa dibayangkan terjadi kekacauan
dan kepanikan dimana-mana.
Gambar 3
Dua Anggota A Television News Crew berunding. National and local news coverage was intense for several days
following the accident. Nasional dan lokal liputan berita ini intens
selama beberapa hari setelah kecelakaan.
Gambar 4
Peta evakuasi penduduk sekitar Three Mile
"Komunikasi yang kacau
yang berhasil dilaporkan oleh media menimbulkan perdebatan prihal evakuasi. Apakah
dirasa perlu proses evakuasi dalam radius tertentu di Three Mile. Kepanikan
yang terjadi pada hari Jumat perihal rencana evakuasi karena pejabat pemerintah
dan media beranggapan bahwa akan terjadi ledakan susulan di Three Mile
melahirkan sebuah Eksodus yang besar-besaran. Pada hari Jumat itu pula terjadi
kebingungan dalam politik dan komunikasi sehingga menciptakan rasa takut.
" (Page 50)
Gambar 5
Dua
TMI Radiasi Teknisi memeriksa kecepatan dan arah angin pada saat kecelakaan. Measurements such as these helped determine the amount of radiation
released. Pengukuran seperti ini membantu menentukan jumlah radiasi dirilis.
Sepanjang buku, Cantelon
dan Williams mencatat bahwa ratusan sampel diambil di lingkungan sekitar TMI
selama periode tertentu sejak kecelakaan oleh Departemen Energi (yang telah
memimpin peran sampling) dan Pennsylvania Departemen Sumber Daya Lingkungan.
Tapi tidak ada hasil yang mengejutkan, kecuali terdapatnya gas mulia dan hampir
tidak ada yodium. Pembacaan itu jauh di bawah batas kesehatan. Namun badai politik
sedang berkecamuk didasarkan pada kebingungan dan salah informasi.
2.5 Dampak
Kecelakaan PLTN Three Mile Island
Efek Kesehatan
Badan Perlindungan
Lingkungan, Departemen Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan (sekarang Health
and Human Services), Departemen Energi, dan Negara Bagian Pa. Beberapa studi
independen juga telah dilakukan. Diperkirakan bahwa terdapat dosis rata-rata
sekitar 2 juta orang di daerah itu hanya sekitar 1 millirem. Untuk memasukkan
ke dalam konteks ini, paparan dari dada x-ray adalah sekitar 6 millirem.
Dibandingkan dengan latar belakang radioaktif alam dosis sekitar 100-125
millirem per tahun untuk daerah, dosis kolektif kepada masyarakat dari
kecelakaan itu sangat kecil. Dosis maksimum kepada seseorang di lokasi batas
pasti kurang dari 100 millirem.
Dalam bulan-bulan setelah
kecelakaan itu, meskipun dibesarkan pertanyaan mengenai kemungkinan efek
samping dari radiasi pada manusia, hewan, dan tanaman kehidupan di daerah TMI,
tidak ada yang dapat secara langsung berhubungan dengan kecelakaan. Ribuan
sampel lingkungan udara, air, susu, vegetasi, tanah, dan makanan yang
dikumpulkan oleh berbagai kelompok pemantauan daerah. Sangat rendah
radionuklida yang dapat dikaitkan akibat dari kecelakaan tersebut. Namun,
penyelidikan komprehensif dan penilaian oleh beberapa organisasi besar telah
menyimpulkan bahwa meskipun kerusakan serius pada reaktor, dan sebagian besar
radiasi terlepastetapi tidak ditemukannya efek pada kesehatan fisik individu
atau lingkungan.
Perubahan Peraturan NRC
Kecelakaan ini disebabkan
oleh kombinasi dari kesalahan personel, desain kekurangan, dan kegagalan
komponen. Tidak ada keraguan bahwa kecelakaan di Three
Mile Island secara permanen mengubah tata rancang dan aturan
industri nuklir dan NRC. Ketakutan dan ketidakpercayaan publik meningkat,
peraturan dan pengawasan NRC menjadi lebih luas dan lebih kuat, dan pengelolaan
organisasi ini diteliti lebih hati-hati. Masalah-masalah yang diidentifikasi
dari analisis dari setiap kejadian-kejadian menyebabkan perubahan total dalam
peraturan-peraturan yang ditetapkan NRC dalam mengatur para pemegang lisensi.
Yang kedepannya diharapkan dapat mengurangi resiko kecelakaan dan
kesehatan serta keselamatan masyarakat.
Berikut ini adalah beberapa
perubahan-perubahan besar yang terjadi pasca kecelakaan:
- Upgrade dan penguatan desain dan
peralatan pabrik. Persyaratan ini termasuk perlindungan terhadap
kebakaran, sistem pipa, sistem feedwater pembantu, bangunan penahanan
isolasi, keandalan komponen individu (bantuan tekanan katup dan pemutus
rangkaian listrik), dan kemampuan tanaman untuk menutup secara otomatis;
- Mengidentifikasi kinerja manusia
sebagai bagian penting dari keselamatan tanaman, revamping pelatihan
operator dan persyaratan kepegawaian, diikuti oleh peningkatan instrumentasi
dan kontrol untuk mengoperasikan pabrik, dan pembentukan kebugaran
tugas-untuk-program untuk pekerja pabrik untuk menjaga terhadap alkohol
atau penyalahgunaan narkoba;
- Peningkatan instruksi untuk
menghindari sinyal-sinyal membingungkan yang mengganggu operasi selama
kecelakaan;
- Peningkatan kesiapsiagaan darurat
untuk memasukkan pemberitahuan segera NRC persyaratan untuk kegiatan
pabrik dan pusat operasi NRC yang dikelola 24 jam sehari. Latihan dan
rencana respons sekarang diuji oleh pemegang lisensi beberapa kali
setahun, dan negara dan badan-badan lokal berpartisipasi dalam latihan
dengan Federal Emergency Management Agency dan NRC;
- Pendirian sebuah program untuk
mengintegrasikan NRC pengamatan, temuan, dan kesimpulan tentang lisensi
kinerja dan efektivitas pengelolaan menjadi periodik, laporan publik;
- Analisis reguler tanaman NRC
kinerja manajer senior yang mengidentifikasi tanaman yang membutuhkan
perhatian peraturan tambahan;
- Perluasan inspektur penduduk NRC's
Program - resmi pertama pada tahun 1977 - di mana setidaknya dua inspektur
tinggal berdekatan dan bekerja secara eksklusif pada setiap pabrik di AS
untuk memberikan lisensi pengawasan sehari-hari kepatuhan terhadap
peraturan NRC;
- Perluasan yang berorientasi
kinerja serta berorientasi inspeksi keselamatan, dan penggunaan penilaian
risiko untuk mengidentifikasi kelemahan dari setiap tanaman untuk
kecelakaan parah;
- Penguatan dan penegakan
reorganisasi sebagai kantor terpisah dalam NRC;
- Pembentukan Institute of Nuclear
Power Operasi (inpo), industri itu sendiri "kepolisian"
kelompok, dan pembentukan yang sekarang dikenal sebagai Institut Energi
Nuklir untuk memberikan pendekatan industri terpadu generik masalah
regulasi nuklir, dan interaksi dengan NRC dan pemerintah lainnya lembaga;
- Yang menginstal peralatan tambahan
oleh pemegang lisensi untuk mengurangi kondisi kecelakaan, dan memonitor
tingkat radiasi dan status tanaman;
- Kerja dari inisiatif utama oleh
pemegang lisensi dalam identifikasi awal penting masalah-masalah yang
berkaitan dengan keselamatan, dan dalam mengumpulkan data yang relevan dan
menilai pengalaman pelajaran sehingga bisa dibagi dan ditindaklanjuti
dengan cepat dan
- Perluasan NRC kegiatan
internasional untuk berbagi pengetahuan meningkatkan keselamatan nuklir
dengan negara lain dalam sejumlah bidang teknis penting.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diperlukannya sumber energi
yang sangat besar belakangan ini menimbulkan banyak para ahli melirik PLTN
(Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) sebagai sarana alternatif untuk menghasilkan
energi karena tidak menghasilkan gas rumah kaca. Dan juga mengingat dengan
semakin berkembangnya persoalan pemanasan global dan perubahan iklim maka
ketergantungan terhadap sumber energi listrik alternatif (pengganti minyak dan
gas) sudah terasa semakin mendesak untuk ditemukan.
Namun memilih nuklir
sebagai pengganti sumber energi yang tersedia sekarang ini ternyata masih
merupakan suatu perdebatan. Sebagaimana kita bisa mengingat kembali, kecelakaan kerja yang sempat
terjadi pada PLTN Three Mile Island dapatmenjadi bahan renungan bagi kita
semua, bahwa PLTNpun juga memiliki resiko yang besar bagi kelangsungan hidup
kita. Pada tanggal 28 Maret 1979, telah terjadi kecelakaan yang relatif kecil
di TMI (Three Mile Island )-AS. Musibah terjadi
karena operator tidak menyadari bahwa mereka telah melakukan prosedur yang
salah sehingga mengakibatkan reaktor terlalu panas dan akhirnya meleleh. Tidak
terdapat korban jiwa dalam musibah tersebut.
Namun sebaliknya tetap
muncul anggapan positif di balik musibah mengerikan itu. Kecelakaan ini justru
menandai akan permulaan industri nuklir yang baru dan lebih aman.
3.2 Saran
Pembuatan PLTN yang merebak
belakangan ini menanadai sebuah era modern yang berintegrasi dengan kecanggihan
teknologi dan lingkungan. Dengan PLTN kita bisa menghemat biaya bahan bakar dan
juga dapat mengurangi dampak pemanasan global karena PLTN tidak menghasilkan
gas rumah kaca dan sedikit sekali menghasilkan limbah padat.
Akan tetapi perlu adanya
sistem keamanan dan konstruksi yang kuat karena nuklir dapat membahayakan
makhluk hidup yang ada disekitarnya. Sehingga perlu adanya pemikiran-pemikiran
yang cerdas agar PLTN bisa digunakan secara maksimal tanpa adanya rasa
ketakutan dari kita. sehingga PLTN bisa hidup berdampingan dan selaras dengan
kita.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Pulau Three Mile. www.wikipedia.com. Diakses pada: 15
Februari 2010, Pukul 19:30
2.
Febdian Rusydi. 2009. Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir. http://diary.febdian.net/2009/06/19/pembangkit-listrik-tenaga-nuklir.
Diakses pada: 15 Februari 2010, Pukul 19:35
3.
Musibah Pulau Three Mile. http://wapedia.mobi/id/Musibah_Pulau_Three_Mile.
Diakses pada: 15 Februari 2010, Pukul 19:39
4.
ELEKTRO INDONESIA Edisi ke Empat
Belas,1998. Pengalaman Buruk. http://elektroindonesia.com/elektro/ener14.html Diakses
pada: 15 Februari 2010, Pukul 19:42
5.
Musibah Pulau Three Mile. http://wapedia.mobi/id/Musibah_Pulau_Three_Mile.
Diakses pada: 15 Februari 2010, Pukul 19:50
6.
Bayu Sapta Sari. 2009. Energi Nuklir, Pengertian dan
Pemanfaatannya. http://netsains.com/2009/04/energi-nuklir-pengertian-dan-pemanfaatannya/
Diakses pada: 15 Februari 2010, Pukul 19:55
7.
http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://www.nrc.gov/reading-rm/doc-collections/fact-sheets/3mile-isle.pdf&prev=/search%3Fq%3Dthree%2Bmile%2Bisland%2Bnuclear%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26channel%3Ds%26sa%3DX&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhinyQYj0xbECbaw6VOck-Gql9gIeg.
Diakses pada: 15 Februari 2010, Pukul 19:58
8.
http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://www.world-nuclear.org/blog.aspx&prev=/search%3Fq%3Dthree%2Bmile%2Bisland%2Bnuclear%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26channel%3Ds%26sa%3DX&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhhs3-DHwJNsJviw7cGnrtVTpvtxPA
Diakses pada: 15 Februari 2010, Pukul 20:05